Adapun tentang bahtera Nabi Nuh as ini sesungguhnya Allah swt telah
meninggalkannya sebagai salah satu dari tanda kebesaran-Nya dan agar
orang-orang yang datang setelahnya dapat mengambil pelajaran dari
kejadian yang dialami oleh Nuh dan orang-orang yang bersamanya yang
kemudian diselamatkan dengan bahtera itu sementara orang-orang yang
kafir terhadapnya ditenggelamkaan oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya
:
وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ ﴿١٥﴾
فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ ﴿١٦﴾
فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ ﴿١٦﴾
Artinya : “Dan Sesungguhnya telah kami jadikan kapal itu sebagai
pelajaran, Maka Adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka
alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.” (QS. Al Qomar :
15 – 16)
Sedangkan keberadaan bahteranya setelah Allah swt menyelamatkannya
serta orang-orang yang bersamanya juga telah disebutkan didalam
firman-Nya :
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءكِ وَيَا سَمَاء أَقْلِعِي وَغِيضَ
الْمَاء وَقُضِيَ الأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ
بُعْداً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya : “Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit
(hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan
dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan:
“Binasalah orang-orang yang zalim .” (QS. Huud : 44)
Lalu diimana sebenarnya bukit Judi, yang menjadi tempat berlabuhnya
bahtera Nuh inilah yang hingga kini masih banyak diperselisihkan orang.
Ada yang mengatakan bahwa ia berada di Armenia, ada yang mengatakan
di Iraq, ada yang mengatakan di Turki atau juga di daerah Yaman.
Mereka yang mengatakan bahwa bahtera Nuh tersebut berada di Armenia
berdasarkan pada apa yang diberitakan didalam injil bahwa bahtera itu
terdampar di bukit Ararat.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa Ararat bukanlah sebuah bukit akan tetapi ia adalah sebuah perbukitan yang memanjang antara Armenia, Turki dan Iraq bagian utara sementara bukit Judi adalah salah satu bukit dari perbukitan Ararat itu.
Sementara itu orang yang mengatakan bahwa bahtera Nuh berada di Yaman mengemukakan beberapa argumentasinya seperti :
1. Bahwa tidak pernah terjadi air bah di daerah Asia Tengah yang
menjadikan bahtera Nuh berada di Armenia sebagaima disebutkan berbagai
sumber sejarah dan hasil dari penelitian orang-orang Amerika di Laut
Mati dan daerah-daerah sekitarnya pada tahun 2005.
2. Dan disebutkan didalam beberapa sumber sejarah bahwa asal muasal
kaum Nuh adalah Bani Rasib yang merupakan asal-muasal dari orang-orang
Yaman yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di Jazirah Arab.
3. Keberadaan gunung yang disebut dengan Tanur—yang disebutkan didalam Al Qur’an—berada di kota Hamdan propinsi Shan’a.
4. Dan sesungguhnya kuburan Nabi Nuh berada di desa al Waqsyah yang
dibangun didaerah Nahm. Hal ini dibuktikan dengan nama kota itu adalah
Nahm yang juga nama dari Nabi Nuh as, Nuh adalah Nahm, sebagaimana
disebutkan didalam Taurat.
5. Kota Shan’a dahulunya juga bernama kota Saam bin Nuh as.
Sementara itu Imam Ath Thobari mengatakan dari Ishaq bahwa bahtera itu
berada di air selama satu tahun, melewati baitullah dan melakukan
perputaran (thawaf) sebanyak tujuh kali lalu Allah mengangkatnya agar
tidak tenggelam kemudian menuju Yaman dan kembali lagi ke Judi dan
berlabuh di sana.
Sedangkan Al Qurthubi dan juga Al Baghowi didalam tafsirnya
masing-masing menjelaskan bahwa bukit judi berada didaerah jazirah
dekat al Maushul.
Didalam al Bidayah wa an Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa bukit
Judi adalah bukit besar yang berada disebelah timur Jazirah Ibnu Umar
hingga ke sungai Dajlah, berada dipinggiran al Maushul, (panjang bukit
itu) dari selatan hingga utaranya sepanjang tiga hari perjalanan dan
memiliki ketinggian sepanjang setengah hari perjalanan. Ia adalah bukit
yang hijau karena ditumbuhi pepohonan dari eek (kayu) yang
disampingnya terdapat sebuah desa yang bernama desa ats tsamanin
sebagai tempat tinggal orang-orang yang diselamatkan bersama Nuh yang
berada didalam bahtera itu. Tentang lokasi ini, Ibnu Katsir juga
menyebutkan bahwa tidak hanya satu orang ahli tafsir yang
menyebutkannya.
Namun dimana letak yang pastinya maka kita serahkan sepenuhnya kepada
Allah swt yang Maha Mengetahui segala sesuatunya, Dia lah Yang Awal dan
Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin.